Kata Pengantar 2
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan pertolonganNya kami dapat menyelesaiakan karya ilmiah yang berjudul
‘Membuat Mesin Pembuat Kopi’. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami
alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan
baik.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang
telah membantu kami dalam mengerjakan proyek ilmiah ini. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi
baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat
dari hasil karya ilmiah ini. Karena itu kami berharap semoga karya ilmiah ini
dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.
Pada bagian akhir, kami akan mengulas tentang berbagai masukan dan
pendapat dari orang-orang yang ahli di bidangnya, karena itu kami harapkan hal
ini juga dapat berguna bagi kita bersama.
Semoga karya ilmiah yang kami buat ini dapat membuat kita mencapai
kehidupan yang lebih baik lagi.
Tim Penyusun
Contoh Kata Pengantar
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Pemanfaatan Plastik Sebagai Barang Berguna ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak
Ir. Evan Dimas selaku Dosen mata kuliah Teknik Lingkungan Hidup IPB yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak yang ditimbulkan
dari sampah, dan juga bagaimana membuat sampah menjadi barang yang berguna.Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya.Sekiranya laporan yang telah disusun ini
dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Tim kerja
puisi
.
AKU
Kalau sampai waktuku 'Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu
sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru
menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak perduli Aku mau hidup
seribu tahun lagi PENERIMAAN Kalau kau mau kuterima kau kembali Dengan sepenuh
hati Aku masih tetap sendiri Kutahu kau bukan yang dulu lagi Bak kembang sari
sudah terbagi Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani Kalau kau mau kuterima
kembali Untukku sendiri tapi Sedang dengan cermin aku enggan berbagi. HAMPA
kepada sri Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.Lurus kaku pohonan.Tak bergerak
Sampai ke puncak.Sepi memagut, Tak satu kuasa melepas-renggut Segala
menanti.Menanti.Menanti.Sepi.Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat-mencekung punda Sampai binasa segala.Belum apa-apa Udara bertuba.Setan
bertempik Ini sepi terus ada.Dan menanti. DOA kepada pemeluk teguh Tuhanku
Dalam termangu Aku masih menyebut namamu Biar susah sungguh mengingat Kau penuh
seluruh cayaMu panas suci tinggal kerdip lilin di kelam sunyi Tuhanku aku
hilang bentuk remuk Tuhanku aku mengembara di negeri asing Tuhanku di pintuMu
aku mengetuk aku tidak bisa berpaling SAJAK PUTIH Bersandar pada tari warna
pelangi Kau depanku bertudung sutra senja Di hitam matamu kembang mawar dan
melati Harum rambutmu mengalun bergelut senda Sepi menyanyi, malam dalam mendoa
tiba Meriak muka air kolam jiwa Dan dalam dadaku memerdu lagu Menarik menari
seluruh aku Hidup dari hidupku, pintu terbuka Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka Antara kita Mati datang tidak membelah...
SENJA DI PELABUHAN KECIL buat: Sri Ajati Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu
tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut Gerimis mempercepat
kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang
ombak.Tiada lagi.Aku sendiri. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu
penghabisan bisa terdekap CINTAKU JAUH DI PULAU Cintaku jauh di pulau, gadis manis,
sekarang iseng sendiri Perahu melancar, bulan memancar, di leher kukalungkan
ole-ole buat si pacar. angin membantu, laut terang, tapi terasa aku tidak 'kan
sampai padanya. Di air yang tenang, di angin mendayu, di perasaan penghabisan
segala melaju Ajal bertakhta, sambil berkata: "Tujukan perahu ke
pangkuanku saja," Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh! Perahu yang
bersama 'kan merapuh!Mengapa Ajal memanggil dulu Sebelum sempat berpeluk dengan
cintaku?!Manisku jauh di pulau, kalau 'ku mati, dia mati iseng sendiri. MALAM
DI PEGUNUNGAN Aku berpikir:Bulan inikah yang membikin dingin, Jadi pucat rumah
dan kaku pohonan? Sekali ini aku terlalu sangat dapat jawab kepingin: Eh, ada
bocah cilik main kejaran dengan bayangan! YANG TERAMPAS DAN YANG PUTUS kelam dan
angin lalu mempesiang diriku, menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,
malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu di Karet, di Karet (daerahku
y.a.d) sampai juga deru dingin aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau
datang dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu; tapi kini hanya tangan
yang bergerak lantang tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu
beku DERAI DERAI CEMARA cemara menderai sampai jauh terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh dipukul angin yang terpendam aku sekarang
orangnya bisa tahan sudah berapa waktu bukan kanak lagi tapi dulu memang ada
suatu bahan yang bukan dasar perhitungan kini hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah dan tahu, ada yang tetap tidak
terucapkan sebelum pada akhirnya kita menyerah PRAJURIT JAGA MALAM Waktu jalan.
Aku tidak tahu apa nasib waktu ? Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya kepastian ada di sisiku
selama menjaga daerah mati ini Aku suka pada mereka yang berani hidup Aku suka
pada mereka yang masuk menemu malam Malam yang berwangi mimpi, terlucut
debu...... Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ! (1948) Siasat, Th III,
No. 96 1949 MALAM Mulai kelam belum buntu malam kami masih berjaga
--Thermopylae?- - jagal tidak dikenal ? - tapi nanti sebelum siang membentang
kami sudah tenggelam hilang Zaman Baru, No. 11-12 20-30 Agustus 1957
KRAWANG-BEKASI Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi tidak bisa teriak
"Merdeka" dan angkat senjata lagi. Tapi siapakah yang tidak lagi
mendengar deru kami, terbayang kami maju dan mendegap hati ? Kami bicara padamu
dalam hening di malam sepi Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.Kenang, kenanglah kami. Kami
sudah coba apa yang kami bisa Tapi kerja belum selesai, belum bisa
memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa Kami cuma tulang-tulang berserakan Tapi
adalah kepunyaanmu Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan atau tidak
untuk apa-apa, Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata Kaulah sekarang
yang berkata Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika ada rasa hampa
dan jam dinding yang berdetak Kenang, kenanglah kami Teruskan, teruskan jiwa
kami Menjaga Bung Karno menjaga Bung Hatta menjaga Bung Sjahrir Kami sekarang
mayat Berikan kami arti Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami yang tinggal tulang-tulang diliputi debu Beribu kami
terbaring antara Krawang-Bekasi (1948) Brawidjaja, Jilid 7, No 16, 1957
DIPONEGORO Di masa pembangunan ini tuan hidup kembali Dan bara kagum menjadi
api Di depan sekali tuan menanti Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri Berselempang semangat yang tak bisa mati. MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu Kepercayaan tanda menyerbu.Sekali berarti
Sudah itu mati. MAJU Bagimu Negeri Menyediakan api. Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai Jika hidup harus
merasai Maju Serbu Serang Terjang (Februari 1943) Budaya, Th III, No. 8 Agustus
1954 PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin
janji Aku sudah cukup lama dengan bicaramu dipanggang diatas apimu, digarami
lautmu Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945 Aku melangkah ke depan berada rapat di
sisimu Aku sekarang api aku sekarang laut Bung Karno ! Kau dan aku satu zat
satu urat Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar Di uratmu di uratku
kapal-kapal kita bertolak & berlabuh PENERIMAAN Kalau kau mau kuterima kau
kembali Dengan sepenuh hati Aku masih tetap sendiri Kutahu kau bukan yang dulu
lagi Bak kembang sari sudah terbagi Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani
Kalau kau mau kuterima kembali Untukku sendiri tapi Sedang dengan cermin aku
enggan berbagi
Hiduplah kamu bersama manusia sebagaimana
pohon yang berbuah, mereka melemparinya dengan batu, tetapi ia membalasnya
dengan buah. (Imam Ghozali)
Seperti
yang kita ketahui bersama bahwasannya kolektifitas merupakan sikap yang
tertanam dalam diri pribadi seseorang yang memiliki rasa kebersamaan dalam
melalukan segala sesuatu, baik bernilai positif atau negatif. Maksud dalam
tulisan kali ini, yaitu mengandung pentingnya membangun suatu kebersamaan
agar tercapai suatu tujuan yang baik atau suatu tujuan yang bernilai positif.
Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Manusia tersebut pasti memerlukan
suatu kebersamaan atau bantuan dari seseorang untuk melakukan sesuatu yang
ingin dicapai, walau ada juga sebagian yang bisa dilakukan sendiri namun dalam
suatu kehidupan pasti lebih banyak suatu kebutuhan untuk memenuhi tuntutan
hidupnya memerlukan bantuan dari orang lain.
Dalam
suatu remaja, pemuda/mahasiswa, maupun masyarakat pada umumnya, nilai
kebersamaan dewasa ini sangatlah kurang.Terbukti dari tindakan segala sesuatu
semata karena ingin mengunggulkan diri mereka, kelompok mereka, organisasi mereka,
dan lain sebagainya.Itulah keegoisan yang telah tertanam membatu dalam pribadi
seseorang atau suatu kelompok.Sejatinya sikap demikian harus dihindari bahkan
kita harus dihilangkan agar dalam setiap gerak gerik langkah kita terbangun
rasa kebersamaan dalam setiap segi hidup dan kehidupan bermasyarat, berbangsa
dan bernegara.
Kebersamaan di Masa Remaja
Masa
remaja adalah masa yang berapi-api, masa dimana sangat mudah untuk dipengaruhi
pola pikir dan tingkahnya.Pada masa remaja pola pikirnya masih labil. Apapun
yang ditransfer atau yang telah dia amati akan menjadi patokan dalam berpikir
dan bertindak. Jika yang diamati atau diperoleh dalam pergaulan, di suatu
lembaga formal pendidikan, atau yang diperolehnya dari tokoh panutan masyarakat
merupakan sesuatu yang baik (nilai moral, kebersamaan, kesederhanaan,
menghargai, budi pekerti, kerja keras, tanpa pamrih, rendah hati, suka
menolong, dll), maka itulah yang akan menjadi landasan berpikirnya (mind set).
Demikian pula sebaliknya jika yang mereka peroleh dalam kesehariannya
adalah suatu kejanggalan perilaku (berkelahi, berjudi, minum-minuman
beralkohol, berzina dll), maka yang demikian akan menjadi mind set-nya pula.
Terkadang,
ada anggapan bahwa perilaku tidak senonoh merupakan perilaku yang wajar baginya
karena itu merupakan cerminan dari apa yang mereka lihat dan amati dalam
pergaulan. Parahnya, mind set mereka sudah tertanam bahwa tindakan demikian
sebagai bentuk pengakuan diri bahwa mereka hadir dan ada. Dan itu butuh
pengakuan dengan cara-cara yang tak wajar menurut etika dan norma masyarakat,
namun hal yang lumrah baginya. Tak peduli, tindakan itu berdampak buruk atau
tidak bagi dirinya dan orang lain.
Membangun pola pikir (mind set) remaja agar mempunya rasa atau keinginan untuk
bersama-sama dalam hal kebaikan, perlu ada dorongan atau didikan dari berbagai
pihak, baik didikan dalam rumah tangga, didikan lingkungan sekolah, maupun
didikan dari lingkungan masyarakat pada umunya.
Dedikan
di rumah tangga yang diperankan orang tua, memberikan pemahaman dasar pada
anak-anaknya agar nilai religius dan pentingnya membangun kebersamaan bila
berada dalam suatu lingkungan tertanam dengan baik dalam pribadi dan
tingkah laku anak-anaknya. Didikan di lingkungan sekolah yang dilakoni para
guru, sepatutnya mendidik anak-anak didiknya dengan hati. Mendidik dengan hati
akan melunakkan kekerasan yang dominan diperankan kaum remaja. Apabila seorang
guru mendidik dengan hati, sekeras atau sebandel apapun anak didiknya dalam
lingkup sekolah, maka akan luluh dengan didikan hati seorang guru yang penuh
kasih sayang. Pada dasarnya remaja ingin mendapatkan transferan ilmu dari para
gurunya dengan cara yang lebih santun dan penuh kesabaran, dengan harapan anak
remaja mampu menyerap dengan indah apa-apa yang guru sampaikan dan selalu
mereka ingat pancaran nilai-nilai tersebut sampai kapan pun dan dimanapun.
Didikan
masyarakat, melibatkan semua unsur masyarakat.Remaja, seberapa bandel pun
mereka, pastilah ada keinginan dalam hatinya mengambil bagian dalam kehidupan
bermasyarakat. Tinggal diarahkan melalui apa yang mereka bisa dan apa yang
mereka mampu lakukan.
Seorang
tokoh masyarakat yang mempunyai ilmu tentang keagamaan (guru ngaji) misalnya,
dapat memainkan peran didikan bagi remaja untuk mengajarkan bagaimana membaca
Al-Qur’an dengan baik dan benar.Kontribusi guru ngaji sangan besar dalam suatu
masyarakat kita, karena kemurahan hati dan kegigihan mereka mengajarkan baca
Al-Qur’an kepada remaja-remaja dalam suatu masyarakat sangat besar.Buah
kegigihan mereka jualah, banyak remaja yang sudah mahir mengaji.
Dalam
suatu masyarakat, perlu juga membangun suatu wadah pemersatu bagi remaja yang
berada dalam suatu masyarakat.Wadah tersebut dapat berupa komunitas atau
organisasi remaja.Para orang tua dan tokoh masyarakat hanya perlu mengarahkan,
terutama dalam agenda-agenda yang mereka lakukan yaitu agenda-agenda yang bisa
membangkitkan rasa persaudaraan mereka sesama remaja.Misalnya, jika ada
Pekerjaan Rumah (PR) dari sekolah, para remaja dapat mengerjakannya secara
bersama melalui organisasi remaja yang mereka bentuk.
Bila
ada suatu penyelesaian soal-soal atau pekerjaan rumah tersebut dirasa sulit
untuk dikerjakan sendiri, disitulah wadah untuk mendiskusikan semua
persoalan-persoalan yang dihadapi, karena seberapa besarpun suatu persoalan kalau
dikerjakan secara bersama maka akan terasa mudah. Begitu juga sebaliknya,
sesederhana apa pun suatu pekerjaan kalau dikerjakan sendirian akan terasa
sulit adanya. Seperti halnya sapu lidi.Sapu lidi merupakan gabungan dari
puluhan atau ratusan lidi. Jika satu lidi dipakai untuk menyapu batu sebesar
genggaman tangan, maka patahlah ia karena satu lidi punya tingkat kerapuhan
yang tinggi. Sebaliknya, jika batang lidi-lidi tersebut digabungkan jadi satu
dalam satu ikatan akan menjadi sapu lidi dan juga akan bisa menyapu batu yang
besarnya sebesar genggaman tangan tersebut. Oleh karena itu, makna atau hasil
yang didapat dari suatu kebersamaan itu akan bernilai tinggi adanya.
Kebersamaan Pemuda/Mahasiswa
Pemuda/mahasiswa
merupakan agen pengontrol (agent of control) dan agen perubahan (agent of
change).Di tangan pemuda/mahasiswa bisa membuat atau menciptakan suatu
perubahan dalam suatu lingkup masyarakat, bangsa, negara, bahkan dunia.Sifat
dan karakter mahasiswa yang sejatinya masih murni dari kendali atau pengaruh
siapapun (independent), dengan kemurnian hati dan pikiran seorang mahasiswa
bisa merangkul dari aspirasi semua kalangan, lebih-lebih untuk kepentingan
masyarakat menengah ke bawan.Bahkan seorang Soekarno pernah berkata “berikan
saya sepuluh pemuda, maka saya akan bisa mengguncangkan dunia”.
Itulah
sejatinya prestasi yang akan diraih oleh pemuda/mahasiswa bilamana mereka
menyatukan ide, pikiran, gagasan, dan bersama-sama melangkah melakukan
perubahan untuk masyarakat, bangsa dan negara tercinta ini, maka suatu
perubahan yang nyata akan terlihat atau terpampang dengan jelas dari buah
tangan atau karya pemuda/mahasiswa.
Seperti
halnya masyarakat Desa Ncera yang memiliki banyak pemudanya yang melanjutkan
studi ke jenjang perguruan tinggi.Hampir 90% remaja yang telah lulus SMA
melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi, bahkan orang yang telah
berkeluarga merasa terpanggil hatinya berkeinginan mengambil bagian untuk
melanjutkan studi. Di lihat dari sebaran daerah tujuan studi sangat
beragam, ada yang tetap tanah kelahiran (kabupaten/kota Bima), ada juga
yang merantau lebih jauh ke Lombok, Mataram, Bali, Semarang, Malang, Surabaya,
Bandung, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Kalimantan, kota Gudeg
Yogyakarta, dan bahkan di luar negeri.
Sudah
menjadi rutinitas tiap tahunnya, bila mendekati liburan panjang kuliah, para
mahasiswa-mahasiswi yang berasal dari desa Ncera yang kuliah diberbagai penjuru
kota di Indonesia, mereka yang tergabung dalam organisasi daerah. Di Mataram
mereka berkumpul bersama menyatukan ide dan pikiran mereka dan merencanakan
terkait program yang akan mereka laksanakan di kampung halaman nanti bila musim
libur panjang kuliah tiba, begitu juga yang dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswi
Ncera yang berada di Makasar, Jakarta, Yogyakarta, dan kota-kota lainnya.
Masing-masing kota mempunyai program kerja yang dilaksanakan untuk kebaikan
tanah kelahiran.
Tak
sedap rasanya kegiatan mereka dilakukan berjalan sendiri-sendiri.Sikap demikian
menunjukkan pada masyarakat bahwa mahasiswa yang notabene kalangan muda
terlihat tidak kompak dan satu pikiran.Sikap dan tindakan demikian layaknya
dicari jalan bersama agar pandangan masyarakat dalam melihat gerak gerik
pemuda/mahasiswa menyatu dalam satu kesatuan dan bingkai kebersamaan yang utuh.
Sikap
demikian bukanlah tidak bagus, hanya tidak indah dipandang karena terlihat
tidak adanya kekompakan pada semua elemen pemuda/mahasiswa.Sudah saatnya semua
elemen pemuda/mahasiswa tersebut duduk bersama menyatukan ide, pikiran,
gagasan, dan dijalankan secara bersama-sama.Tidak ada lagi mengatasnamakan
organisasi dan melaksanakan kegiatan tanpa koordinasi dan kebersamaan seluruh
unsur pemuda dan mahasiswa.Mari kita bersama menyatu dengan indah layaknya
lidi-lidi yang berserakan dikumpulkan jadi satu, membentuk satu kekuatan yang
utuh, yaitu kekuatan untuk membangun suatu masyarakat, bangsa dan negara. Malu
rasanya sikap dan sifat individual seperti itu dipertahankan, terlebih
mengingat kiprah sejarah pemuda/mahasiswa tahun 1998 yang kala itu berhasil
menumbangkan rezim lalim berkat kekuatan dari kebersamaan dan persaudaraan yang
menyatu.
Kebersamaan dalam Masyarakat
Hidup
dan kehidupan dalam bermasyarakat syarat akan nilai kebersamaan. Itulah
sejatinya hidup dalam bermasyarakat yang telah menjadi tradisi dari masa ke masa
sejak ribuan tahun silam.Kebersamaan tersebut terpatri melalui nilai-nilai yang
tertanam dalam pribadi-pribadi masyarakat.Di antaranya gotong royong,
musyawarah mufakat, dan senasib sepenanggungan, ramah tamah, dll. Dalam suatu
masyarakat syarat akan rasa gotong royong yang tinggi, sebagai contoh, bila
mana ada suatu pembangunan untuk keperluan bersama, maka masyarakat yang berada
disekitar berbondong-bondong datang dan mengekspresikan rasa kebersamaan mereka
dengan bentuk yang mereka bisa.
Pembangunan
masjid misalnya masyarakat terbiasa berbondong-bondong datang untuk melakukan
apa yang mereka bisa, ada yang menyumbangkan ide, gagasan, tenaga, atau
menyumbangkan sejumlah uang untuk pembangunan tersebut. Begitupun halnya jika
ada persoalan dalam suatu kehidupan bermasyarakat, maka musyawarah mufakat
haruslah dikedepankan.
Itulah
sikap-sikap kolektifitas yang harus tertanam dalam hidup dan kehidupan dalam
suatu masyarakat.Tatkala kita ingin menggapai tujuan yang mulia sejatinya kita
harus melaksakan tujuan tersebut secara bersama-sama agar suatu persoalan
sesulit apapun dapat diselesaikan secara bersama-sama. Semoga penggalan tulisan
ini menjadi bahan bacaan untuk kita renungkan bersama-sama bahwasannya nilai
kebersamaan (kolektifitas) sangatlah tinggi manfaat dan kegunaan yang bisa
didapat dalam menggapai tujuan mulia.[M. Jamil].
NB:
Tulisan ini telah diterbitkan di Buletin FIMNY Edisi Spesial Idul Fitri 1434 H
(8-10 Agustus 2013) yang akan disebarkan di tiap-tiap masjid di Kecamatan Belo,
Kabupaten Bima, NTB
Mosivasi
org tua
Berawal dari pengalaman-pengalaman 'kecil' yang kami lihat dan
alami bersama remaja, kami menemukan beberapa temuan penting yang mendesak
untuk kami telusuri dan ungkapkan ke publik. Sejak tahun 2008, kami
berkolaborasi dengan berbagai komunitas remaja dan anak muda di 'pinggiran', di
tempat yang akses informasi dan fasilitasnya jauh lebih terbatas di bandingkan
di tempat lain, untuk menyuarakan persoalan penting dan genting yang sedang
mereka hadapi melalui video dokumenter yang berkualitas.
Video-video ini berisi cerminan kondisi remaja dan anak muda yang mewakili
persoalan yang serupa di tempat lain. Video ini kemudian menjadi alat belajar
untuk memunculkan kepedulian, pemikiran kritis dan sikap yang dapat mendorong
perubahan ke arah yang lebih baik dari sudut pandang anak muda, sudut pandang
yang selama ini jarang mendapatkan perhatian.
Ada 5 buah video dokumenter kolaborasi, di mana kita bisa melihat berbagai
hasil sistem yang berjalan di negara tercinta ini, yang pada ujungnya
mempengaruhi kualitas remaja dan anak muda Indonesia. 5 buah video documenter
kolaborasi tersebut adalah:
1. RODA DI BAWAH KAKI SINGA
Durasi : 67 mins
Produksi : Kampung Halaman dan IPMKR-Y
Sinopsis:
Batam mulai dikembangkan sejak 1971. Dengan dibentuknya Otorita Batam sebagai
badan khusus melalui Kepres No. 41 tahun 1973, maka pembangunan di Batam sudah
berjalan selama lebih kurang 39 tahun.Selama itu juga, Batam menjadi proyek
percontohan pengembangan ekonomi di Indonesia. Batam diharapkan menjadi kota
yang menimbulkan efek domino ekonomi terhadap daerah sekitarnya. Sejalan dengan
itu, Singapura sebagai negara tetangga adalah cerminan Batam untuk maju. Batam
adalah kota industri yang menjadi magnet para pencari kerja. Pendatang
berbondong-bondong masuk dan membentuk masyarakat dan komunitas-komunitas
baru.Dinamika sosial pun muncul, penduduk lokal kurang terlibat dalam
pembangunan. Setelah peluncuran Free Trade Zone (FTZ) oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono, Januari 2009 lalu, masyarakat Batam belum merasakan langsung
dampak perdagangan bebas, sedangkan Singapura banyak melakukan invasi ekonomi
di Batam, menyewa lahan, hingga menggunakan tenaga murah para pencari kerja di
Batam. Saat ini, generasi muda Batam harus menghadapi berbagai hal, salah
satunya adalah tingginya biaya hidup. Kondisi ini berbeda dengan situasi Batam
sebelum tahun 2003, di mana Pemerintah Kota Batam tidak melarang peredaran
barang-barang impor, sehingga masyarakat Batam dapat menikmati semua jenis
barang kebutuhan masyarakat dengan harga relatif terjangkau dan sesuai dengan
kemampuan kelas pekerja di Batam. Kini Batam menjadi kota besar. Jika
diibaratkan, Batam seperti kunang-kunang, secercah terang dalam gelap. Batam
layaknya sebuah titik cahaya yang diburu orang-orang dengan satu harapan:
perbaikan ekonomi.
2. Budaya Tak Berbatas
Durasi : 31 menit
Produksi : Kampung Halaman dan IPMKR-Y
Sinopsis:
Pemilikan identitas adalah perkara penting bagi sebuah negara. Pun, identitas
antara dua negara yang letaknya berdekatan dan memiliki budaya yang sama, yaitu
Melayu, bisa menyebabkan perdebatan, juga perebutan, karena masing-masing
saling merasa memiliki. Indonesia, Malaysia, dan Singapura, tiga negara yang
kita kenal sekarang ini adalah bentukan geopolitik baru akibat Traktat London
tahun 1824. Sebelumnya, lalu lintas manusia, barang, dan budaya begitu cair
dalam ingatan Kerajaan Melayu: Johor-Riau-Lingga-Pahang. Setelah Inggris
menguasai Malaysia dan Singapura, dan Belanda menguasai Indonesia, perbatasan
menghasilkan sebuah cerita negara yang baru.Budaya dalam konteks kekinian
bercampur aduk dengan kebijakan politik dan ekonomi sebuah
negara.Kebijakan-kebijakan tersebut kadang meninggalkan sejarah dan arti dari
budaya tersebut, bahwa kita satu rumpun dalam konteks budaya Melayu yang
merupakan salah satu dari puncak kebudayaan dunia.
3. TEMANI AKU BUNDA
Durasi : 84 mins
Format : HD
Produser : Kampung Halaman
Sutradara : Tedika Puri Amanda & Irma Winda Lubis.
Sinopsis:
Kami Irma Winda Lubis atau Winda seorang ibu yang membela anaknya, Muhammad
Abrary Pulungan, yang jujur bercerita bahwa dia disuruh berbuat curang saat UN
2011 di SDN 06 Petang Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Muhammad Abrary yang biasa
dipanggil Abrar malah diasingkan di sekolah. Winda berusaha kasus kecurangan UN
tidak terjadi di kemudian hari dan meminta guru dan kepala sekolah terkait
meminta maaf di depan publik. Keluarga Winda menempuh jalur hukum untuk ini dan
kasus kecurangan UN yang terjadi di bulan Mei 2011 lalu dan belum berhasil saat
video ini selesai diproduksi di Maret 2012.Kasus tersebut tidak selesai juga di
saat Ujian Nasional di tahun berikutnya, April 2012.
4. RUSDIN, 60 JUTA YANG SENDIRIAN
Durasi : 91 mins
Format : MDV, HD
Produser : Kampung Halaman
Sutradara : Dian Herdiany & Rusdin R.
Sinopsis:
Rusdin a.k.a Guntur asal kep Wakatobi adalah 1 dari jutaan remaja yang sebagian
besar tinggal di komunitas terpencil Indonesia dan mulai kesulitan memasuki
usia produktif. Di mana kesempatan kesempatan kerja adalah hal yang sulit untuk
di dapatkan karena keterbatasan pendidikan, budaya nepotisme yang kuat di
komunitasnya serta kurangnya perhatian pada mereka, remaja seusia Rusdin.Rusdin
yang terabaikan keberadaanya, yang potensinya tidak dianggap, seringkali harus berjuang
sendirian.
Sementara di tahun 2017 - 2019 nanti, Indonesia dipastikan akan mendapatkan
bonus demografi berupa ledakan anak muda usia produktif . Di tahun tersebut,
jumlah usia produktif kita akan melebihi setengah dari jumlah penduduk usia non
produktif. Berefleksi pada kehidupan Rusdin dan kawan kawannya di Wakatobi,
Siapkah kita Indonesia menerima bonus ini?
5. REALISTIS
Durasi : 24 mins
Format : MDV
Produser : Kampung Halaman
Sutradara : Abu Juniarenta & Henderi Yana.
Sinopsis:
Henderi Yana, seorang Mahasiswa yang menyelesaikan kuliah di Universitas
Muhammadiyah Jogjakarta, pulang ke kampung Halamannya, Natuna- Kepulauan Riau.
Orangtuanya amat bangga pada dirinya, karena lulus kuliah berarti jadi PNS di
kota kelahirannya itu. Henry menuruti keinginan orang tuanya, Namun Henderi
tidak lulus ujian Calon Pegawai Negeri Sipil, lalu dia menjadi honorer di
kantor kelurahan. Waktu berlalu, Apa yang terjadi dengan Henderi Yana 2 tahun
kemudian ?
Koordinator : Tim Kampung Halaman
PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 1
TOULUAAN
Kristy N.
Tangel, Johny Manaroinsong, Johnie Rumokoy
Abstract
Masalah penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan
menerapkan motivasi orang tua dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Touluaan.
Metode penelitian tindakan kelas dalam rangka menemukan model
pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada tingkat
satuan pendidikan khususnya di SMP Negeri 1 Touluaan Kabupaten Minahasa
Tenggara.
Hasil penelitian, menemukan model pembelajaran sesuai dengan dua
kali putaran atau dua siklus ternyata ditemukan model pembelajaran yang baru
untuk diterapakan oleh setiap guru dalam proses pembelajaran hendaknya
menggunakan metode pembelajaran dan motivasi orang tua dalam meningkatkan hasil
belajar siswa.
Terkait dengan itu, maka disarankan guru bagi orang tua siswa
agar bisa memotivasi siswa dengan ketentuan supaya bisa meningkatkan hasil
belajar siswa.
Pengaruh belajar siswa, 76 % disebabkan oleh faktor motivasi
dari orang tua, dan 24 % lainnya disebabkan oleh faktor-faktor yang lain.
Dengan demikian, berdasar hasil kedua analisis yang ditempuh
dalam penelitian ini, maka hipotesis yang dibangun sebelumnya; yakni “Pemberian
motivasi dari orang tua berpengaruh terhadap hasil belajar siswa”, dapat
diterima kebenarannya